A.
PRINSIP PEDOMAN DESAIN
Prinsip – prinsip pedoman desain model
manajemen investasi dalam sistem manajemen biaya bertujuan agar para manajer
dapat menilai aktivitas – aktivitas dan pendekatan – pendekatan alternatif
untuk menyempurnakan kinerja perusahaan di masa depan. Prinsip – prinsip tersebut mencakup :
1. Menghubungkan keputusan investasi dengan
rencana strategis dan tujuan – tujuan operasional
Keputusan
investasi yang sehat harus dikaitkan dengan rencana strategis jangka panjang
dan tujuan operasional jangka pendek. Titik awal manajemen investasi adalah
rencana strategis. Investigasi dalam teknologi maju harus didrive oleh ramalan
kebutuhan konsumen dan strategi yang berhubungan dengan perubahan teknologi.
2. Menginvestasikan dana dalam teknologi
terintegrasi
Elemen –
elemen investasi yang saling berhubungan harus dipandang sebagai suatu proyek
terintegrasi dan bukanlah sebagai proyek – proyek individual. Manfaat teknologi
maju bertambah jika aktivitas – aktivitas pemanufakturan terintegrasi karena
dapat menimbulkan sinergi. Sinergi adalah tambahan manfaat yang diperoleh dari
pengintegrasian berbagai elemen investasi dibandingkan jika setiap elemen
berdiri sendiri – sendiri secara terpisah.
3. Mengevaluasi secara konsisten alternatif –
alternatif investasi
Metodologi
yang konsisten harus digunakan untuk mengevaluasi alternatif – alternatif investasi
sehingga tujuan strategis dapat dicapai. Metedologi tersebut harus dapat
menerjemahkan tujuan strategis ke dalam terget – terget kinerja. Proyek
teknologi tinggi harus dipertimbangkan ke dalam suatu portofolio agar
memungkinkan pencapaian target – target tersebut sesuai dengan kendala –
kendala sumber yang dihadapinya.
4. Mengevaluasi investasi dengan kriteria
keuangan dan bukan keuangan
Investasi
harus dievaluasi sesuai dengan kriteria keuangan dan non keuangan yang
strategis. Kriteria – kriteria keuangan mencakup misalnya : kembalian investasi
(ROI), laba residual (RI atau EVA), payback, nilai kini bersih (NPV), dan
tingkat kembalian internal (IRR). Kriteria kualitatif misalnya : penyempurnaan
mutu, ketepatwaktuan pengiriman, efisiensi daur pemanufakturan (MCE)
fleksibilitas. Kriteria – kriteria tersebut harus ditunjukkan pada tujuan
strategis dan mempertimbangkan proyek – proyek kandidat.
5. Menilai risiko – risiko
Proses
manajemen investasi harus menilai risiko
– risiko yang berhubungan dengan proyek – proyek investasi baik secara total maupun
individual. Risiko – risiko tersebut mencakup risiko ekonomi, risiko teknologi,
dan risiko implementasi.
6. Memanfaatkan data biaya dan kinerja yang
disediakan oleh sistem manajemen biaya.
Sistem
manajemen biaya menyediakan informasi biaya dan kinerja yang diperlukan untuk
memantau investasi yang sedang berjalan (ongoing). Sistem manajemen biaya harus
memantau dan melaporkan informasi yang diperlukan un tuk mengukur kesuksesan
strategi – strategi investasi baik pada level proyek – proyek investasi secara
individual maupun level strategi korporasi.
B.
PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS
Manajemen investasi sangat penting karena
terjadinya perubahan lingkungan bisnis. Keputusan investasi dalam lingkungan
tradisional biasanya didorong oleh habisnya umur ekonomis ekuipmen yang ada
atau oleh keinginan untuk berekspansi. Dalam lingkungan kontemporer, keputusan
investasi berdasar pertimbangan stategis dan persaingan memanfaatkan peluang –
peluang pasar. Lingkungan kontemporer disifati oleh :
1. Perubahan praktik – praktik pemanufakturan
Perubahan
praktik pemanufakturan, dipengaruhi oleh persaingan yang semakin tajam dan
berskala sehingga mendorong :
a.
Mutu
produk semakin tinggi
b.
Waktu
daur pemanufakturan
c.
Pengubahan
produk semakin cepat
d.
Metode
– metode produksi berbiaya rendah
Persaingan
yang semakin tajam mengharuskan perusahaan menggunakan strategi pemanufakturan
yang berfokus konsumen. Strategi ini memerlukan
komitmen jangka panjang sumber daya dana dan sumber daya manusia pada
teknologi pemanufakturan maju. Dalam membuat keputusan investasi modal dan
mempertimbangkan berbagai macam faktor tambahan.
a.
Tiga Level Investasi
1)
Level pertama
Mempertimbangkan investasi ekuipmen secara individual misalnya robot –
robot, NCM (numberically controlled machines). Investasi ini dipertimbangkan
berdasar penghematan biayanya masing – masing.
2)
Level kedua
Mengintegrasikan pemanufakturan misalnya ke dalam sel – sel pemanufakturan.
Pada level ini dihitung penghematan biaya atau kenaikan laba untuk setiap sel
pemanufakturan.
3)
Level ketiga
Fasilitas pemanufakturan terintregasi penuh, misalnya dengan FMS, pabrik,
mini, pabrik lapangan hijau” dan CIM. Pada level ini perusahaan berinvestasi
dalam proses pemanufakturan terintegrasi penuh sehingga secara besar – besaran
dapat meningkatkan mutu produk, berbiaya rendah, dan meningkatkan kepuasan
konsumen.
b.
Faktor – faktor tambahan
Investasi mdal
dalam teknologi pemanufakturan maju memerlukan dana yang sangat sehingga
memerlukan faktor – faktor tambahan sebagai pertimbangan dalam menganalisis
usulan investasi misalnya :
1) Analisis persaingan.
Analisis persaingan
memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi peluang – peluang penyempurnaan produknya.
2) Ukuran kinerja pemanufakturan
Ukuran kinerja pemanufakturan
dapat memberikan umpan balik dampak investasi pada kinerja pemanufakturan.
3) Kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen dapat
memberikan umpan balik dampak investasi pada kepuasan konsumen dan kinerja
perusahaan.
2. Perubahan praktik – praktik manajemen biaya
Investasi fasilitas
pemanufakturan terintegrasi memerlukan evaluasi manfaat dan biaya investasi.
Evaluasi terhadap investasi memerlukan informasi :
a.
Kuantitatif
keuangan
b.
Kuantitatif
non keuangan
c.
Kualitatif
3. Activity Based Costing (ABC)
Metode
activity based costng (ABC) memungkinkan perusahaan untuk melakukan penelusuran
biaya secara teliti pada setiap jenid produk sesuai dengan aktivitas –
aktivitas yang dikonsumsinya. Dalam pertimbangan investasi, metode ABC menggolongkan
aktivitas – aktivitas menjadi :
a.
Aktivitas
proyek
b.
Aktivitas
berhubungan dengan mesin – mesin
c.
Aktivitas
berhubungan dengan manusia
d.
Aktivitas
berhubungan dengan mutu
e.
Aktivitas
arus bahan dan produk
C.
METODOLOGI MANAJEMEN INVESTASI
Dalam mengevaluasi pilihan – pilihan investasi,
para manajer harus menerapkan metodologi yang konsisten untuk
mengidentifikasikan proyek – proyek yang mendukung rencana strategis
perusahaan. Metodologi tersebut mencakup :
1. Menentukan inti informasi yang diperlukan dari rencana strategis.
Rencana
strategis harus dapat menyediakan bagi para manajer masukan – masukan utama
mengenai :
a.
Tujuan
bisnis
Para manajer investasi harus memahami
rencana strategis untuk mengetahui tujuan bisnis misalnya ukuran – ukuran
pangsa pasar, pertumbuhan pendapatan, dan profibilitas.
b.
Ramalan
produk
Rencana strategis harus dapat
menerjemahkan ramalan permintaan kedalam kapabilitas pemanufakturan pada saat
produk tersebut diperlukan.
c.
Strategi
persaingan
Perusahaan dapat menggunakan 3 tipe
strategi persaingan yaitu :
1) Strategi proaktif
2) Strategi tanggap teknologi
3) Strategi reaktif
2. Mengidentifikasikan biaya bernilai tambah dan biaya tidak bernilai tambah
serta driver – driver biayanya
Tujuan
optimisasi pemanufakturan dapat tercapai hanya jika perusahaan dapat
mengidentifikasikan aktivitas – aktivitasnya ke dalam aktivitas – aktivitas
bernilai tambah dan aktivitas – aktivitas tidak bernilai tambah serta driver –
driver biayanya. Perusahaan dengan teknologi maju, harus berusaha untuk :
a.
Mengefisiensikan
aktivitas – aktivitas bernilai tambah yang belum efisien.
b.
Mengeliminasi
atau mengurangi aktivitas – aktivitas bernilai tambah.
3. Menentukan target – target kinerja
Setelah
aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah beserta driver – driver
biayanya diidentifikasikan, manajemen harus menentukan tujuan penyempurnaan
dengan cara menentukan target – target kinerja. Target – target kinerja dapat
dinyatakan dalam ukuran – ukuran :
a.
Biaya
produk
b.
Penyempurnaan
mutu
c.
Throughput
d.
Fleksibilitas
4. Mengidentifikasikan teknologi – teknologi kandidat
Perusahaan harus
mengidentifikasikan teknologi pemanufakturan maju yang konsisten dengan tujuan
strategis dengan mensurvei teknologi yang tersedia di pasar dan teknologi yang
ada dalam teknologi.
5. Menganalisis risiko – risiko teknologi –
teknologi kandidat
Setiap
teknologi kandidat harus dievaluasi risiko – risikonya. Risiko tersebut dapat
digolongkan ke dalam :
a.
risiko
ekonomi
b.
risiko
teknologi
c.
risiko
sumber daya manusia (SDM)
d.
risiko
rencana manajemen
6. Mengevaluasi alternatif peluang – peluang investasi
Manajemen
harus mengkombinasikan informasi dari rencana strategis dengan pengetahuannya
mengenai teknologi – teknologi kandidat untuk mengevaluasi alternatif –
alternatif investasi. Dengan menggunakan pendekatan iteratif (berulang –
ulang), manajemen selanjutnya harus memilih portofolio investasi yang dapat
mengoptimumkan kinerja dengan menggunakan sumber – sumber tertentu.
7. Memilih portofolio investasi
Pemilihan
teknologi investasi harus mempertimbangkan portofolio peluang – peluang
investasi yang dapat memaksimalkan kinerja perusahaan secara total dengan
kendala – kendala sumber yang dihadapi.
8. Menentukan sistem penilaian biaya manfaat
Dengan
manajemen investasi adalah ketersediaan informasi manfaat – manfaat dan biaya –
biaya secara akurat dan komprehensif. Penelusuran biaya manfaat mempunyai peran
penting untuk menghasilkan informasi yang diperlukan guna memahami biaya dan
manfaat sistem pemanufakturan yang ada dan sistem pemanufakturan penggantinya
(terintegrasi).
D.
MODEL KEPUTUSAN BERATRIBUT GANDA
Model kerutusan beratribut ganda (multiple
– atribut decision model, MADM) merupakan salah satu alat yang dapat membantu
para manajer untuk membuat keputusan investasi agar berbiaya efektif dengan
menelah dan mengurutkan proyek – proyek sesuai dengan faktor – faktor kritikal
yang digunakan sebagai penimbang untuk mengurutkan proyek sesuai dengan masukan
kebijakan manajemen. Faktor – faktor penting yang telah tersebut adalah :
1. Kuantitatif keuangan : nilai kini bersih,
kembalian investasi, tingkat investasi, tingkat penhematan, dll.
2. Kuantitatif bukan keuangan : waktu
throughput, hasil proses, pencapaian jadwal, waktu tunggu, dll.
3. Kualitatif : proses, riset dan
pengembangan dasar, keusangan teknologi, keusangan produk, dll.
Tahap – tahap untuk menggunakan MADM adalah :
1.
Penentuan aturan – aturan
Metodologi MADM memerlukan desain peraturan –
peraturan sebagai berikut :
a. Meminimumkan faktor – faktor
b. Faktor – faktor yang diurutkan secara
independen
c. Membandingkan proyek – proyek setelah
mengevaluasinya secara independen
d. Menentukan bobot faktor – faktor penting
e. Menilai faktor – faktor penting sesuai
dengan risikonya dalam suatu matrik kapabilitas.
f. Membandingkan tingkat “in control” dan
“out of control” faktor – faktor kinerja penting.
g. Menggunakan faktor – faktor kuantitatif
keuangan untuk menilai usulan proyek.
h. Menggunakan faktor – faktor kuantitatif
nonkeuangan untuk menilai usulan proyek.
i.
Menggunakan
faktor – faktor kuanlitatif untuk menilai usulan proyek.
2.
Aplikasi penggunaan MADM
Untuk membandingkan
setiap alternatif investasi yang sesuai dengan rencana strategis maka setiap
faktor penting tersebut ditentukan : bobotnya (B), nilainya (N), dan risikonya
(R) sehingga diperoleh total atribut ganda (T) sehingga rumusnya adalah :
T = B x N x R
|
Di bawah ini
dibahascontoh pemilihan antara dua alternatif investasi yaitu :
- Teknologi konvensional yang berdiri sendiri dan berisiko relatif rendah
- Teknologi sistem pemanufakturan fleksibel (FMS)
Yang
terintegritas dan berisiko tinggi. Total nilai kedua alternatif tersebut
dianalisis melalui dua tabel pada peraga 10.1 dan peraga 10.2.
Peraga
10.1.
Teknologi
Konvensional yang Berdiri Sendiri dan
Berisiko
Relatif Rendah
Faktor
penting
|
Bobot
(B)
|
Nilai
(N)
|
Risiko
(R)
|
Total
T = B
x N x R
|
1.
Kuantitatif keuangan :
2.
Kuantitatif bukan keuangan
3.
Kualitatif
TOTAL
|
20
25
5
5
7
15
3
5
5
2
5
3
100
|
3
2
4
2
2
2
2
2
1
0
2
0
|
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
|
60
50
20
10
14
30
6
10
5
0
10
0
215
|
Peraga
10.2.
Teknologi
Flexibel Manufakturing System (FMS)
Berisiko
Relatif Tinggi
Faktor
penting
|
Bobot
(B)
|
Nilai
(N)
|
Risiko
(R)
|
Total
(T = B
x N x R)
|
1.
Kuantitatif Keuangan :
2.
Kuantitatif bukan keuangan
3.
Kualitatif
TOTAL
|
20
25
5
5
7
15
3
4
5
2
5
3
100
|
5
5
2
4
4
4
4
3
3
0
4
0
|
0,80
0,70
0,70
0,70
0,90
0,90
1,00
1,00
1,00
1,00
|
80
88
7
14
25
54
12
15
15
0
20
0
330
|
Dari analisis
MADM tersebut menunjukkan bahwa FMS dengan nilai 330 lebih menguntungkan
daripada teknologi konvensional dengan nilai 215, meskipun FMS mempunyai risiko
yang lebig tinggi yang berarti jika sukses sangat menguntungkan namun jika
gagal sangat merugikan. MADM merupakan model yang tidak bias sehingga manajemen
dapat mempertimbangkan kedua tipe investasi tersebut dengan MADS menunjukkan
bahwa FMS lebih sesuai dengan rencana strategis.
Faktor –
faktor penting yang ditelah dalam MADM tersebut di atas dikelompokkan sesuai
dengan tipe informasinya yaitu :
a. Kuantitatif keuangan
b. Kuantitatif bukan keuangan
c. Kualitatif
Namun, dapat
pula digunakan cara lain untuk menggolongkan faktor – faktor penting tersebut
yaitu berdasar tujuan strategis investassinya. Berdasar profil tujuan strategisnya
MADM untuk investasi tradisional dan CIM dapat ditentukan bobotnya sebagaimana
tampak pada peraga 10.3.
Peraga
10.3.
Perbandingan
Profil Manfaat Strategis
Investasi
Tradisional dan CIM
Tujuan
strategis
|
Bobot
relatif
|
Tradisional
|
CIM
|
||
Rating
|
Skor
|
Rating
|
Skor
|
||
Pengurangan
Biaya :
Minimisasi
BTKL
Minimisasi
biaya sediaan
Minimisasi
luas lantai
Minimisasi
pengeluaran modal
Peningkatan
Produktivitas :
Perbaikan
desain
Pengurangan
administrasi
Informasi
tepat waktu
Peningkatan
kapasitas
Peningkatan
Daya Saing :
Maksimumisasi
kepuasan konsumen
Peningkatan
keuanggulan daya saing
Total
Keterangan :
Rating 10 =
tujuan tercapai penuh
Rating 1 =
tujuan tidak tercapai
|
20
25
15
3
10
5
5
2
5
10
100
|
1
2
5
8
3
2
2
1
3
2
|
20
50
75
24
30
10
10
2
15
20
256
|
8
9
5
2
6
7
7
8
8
7
|
160
225
75
6
60
35
35
16
4
70
722
|
E.
SISTEM PENELUSURAN BIAYA – MANFAAT
Penelusuran Biaya manfaat harus dilakukan
setelah keputusan investasi dibuat. Penelusuran ini bermanfaat untuk memberikan
umpan balik terhadap prosedur – prosedur penaksiran yang akhirnya memberikan
manfaat untuk pembuatan keputusan berikutnya.
Untuk memilih teknologi dalam investasi,
sistem manajemen harus menelusuri elemen – elemen biaya dan kinerja yang
penting untuk dapat menentukan bahwa tujuan yang diharapkan dapat tercarai. Analisis
penelusuran biaya manfaat tersebut disusun untuk tahapan – tahapi kembalian
investasi (atau metode lainnya) untuk setiap proyek.
Analisis biaya manfaat ini mencakup antara lain :
1. Biaya pengembangan
2. Biaya pengoperasian yang dapat
dikuantitatifkan
3. Biaya lain – lain
4. Hubungan proyek dengan rencana strategis
5. Manfaat – manfaat berwujud
6. Ukurn – ukuran kinerja
7. Manfaat tak berwujud (terukur dan tak
terukur)
8. Faktor – faktor risiko
9. Asumsi – asumsi dan kendala – kendala
pengoperasian
Beberapa tindakan yang dianjurkan untuk
mengukur dengan baik manfaat – manfaat yang dapat dicapai dari
pengimplementasian teknologi pemanufakturan maju adalah sebagai berikut :
1. Memantau ukuran – ukuran biaya dan kinerja
yang penting
2. Menjamin kesesuaian dengan standar –
standar
3. Mengumpulkan data yang dapat diversifikasi
4. Menelusuri hasil – hasil untuk menentukan
apakah manfaat – manfaat tersebut dapat dicapai
F.
PENGENDALIAN PROYEK
Sistem pengendalian proyek adalah sistem
untuk : (1) menjalin kemajuan proyek dari waktu ke waktu sesuai dengan rencana
proyek, (2) menyediakan estimasi terakhir sumber – sumber yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek, dan (3) mengkonfirmasikan produk yang dikembangkan dapat
hidup (viabilitas). Dibawah ini dibahas ketiga tujuan sistem pengendalian
proyek tersebut.
1. Rencana proyek
Efektivitas
pengendalian proyek tergantung pada rencana proyek yang bersifat komprehensif. Rencana
proyek kolprehensif mencerminkan tugas – tugas menyeluruh suatu proyek yang
dirinci ke dalam serangkaian tahap – tahap atau titik peristiwa penting
(milestones) suatu proyek.
2. Ramalan Biaya penyelesaian proyek
Ramalan biaya
ini sulit ditentukan jika lingkungan proyek berubah – ubah secara cepat dan
rumit. Ramalan biaya ini juga harus dirinci untuk setiap tahapan penyelesaian
proyek, perbandingan dengan ramalan sebelumnya, dan penjelasan mengenai faktor
– faktor yang menyebabkan perubahan ramalan biaya. Ramalan biaya penyelesaian
proyek dapat lebih bermanfaat jika memuat ramalan mengenai asal sumber – sumber
biaya penyelesaian proyek.
3. Viabilitas Produk
Viabilitas
produk adalah kemampuan produk untuk hidup serta meningkatkan laba dan arus kas
positif di masa depan. Viabilitas produk harus dihubungkan dengan peningkatan
laba dan arus kas positif selama daur hidup produk. Viabilitas prosuk juga
harus di kaji ulang secara periodik agar diketahui apakah peningkatan laba dan
arus kas positif yang sesungguhnya sesuai dengan yang direncanakan.
G.
SISTEM AHLI
Untuk mempertimbangkan diterima atau
ditolaknya usulan investasi dapat digunakan didtem ahli (expert system). Sistem
ahli dapat membantu manajemen dalam memilih teknologi pemanufakturan maju
dengan berbagai langkah perbandingan antara lain :
1. Membandingkan teknologi kandidat
pemanufakturan maju tersebut dengan peluang – peluang penyempurnaan yang
diinginkan oleh manajemen. Jika perbandingan tersebut ada kesesuaian maka “go”
(dilanjutkan ke langkah berikutnya) namun jika tidak sesuai “no” (dihentikan
atau diblok).
2. Jika “go” langkah kedua adalah memandingkan
teknologi kandidat dengan daftar syarat – syarat teknologi yaang diinginkan
manajemen. Jika memenuhi sayarat – syarat tersebut analisis “go” dan jika tidak
memenuhi “no go”.
3. Jika “go” langkah ketiga adalah
memandingkan teknologi kandidat dengan faktor – faktor strategis penting dan
apakah teknologi kandidat tersebut diperlukan untuk memproduksi produk baru
jika memenuhi faktor strategi dan siperlukan untuk memproduksi prosuk baru maka
“go” jika tidak memenuhi maka “no go” atau stop.
CONTOH KASUS
SOAL
Berikut ini
terdapat dua sekuritas yang mempunyai distribusi nilai tingkat keuntungan
sebagai berikut :
Saham
A
|
|
Saham B
|
|
Probabilitas
|
Keuntungan
|
Probabilitas
|
Keuntungan
|
0,10
|
0,15
|
0,05
|
0,15
|
0,20
|
0,16
|
0,10
|
0,16
|
0,40
|
0,18
|
0,70
|
0,18
|
0,20
|
0,20
|
0,10
|
0,20
|
0,10
|
0,21
|
0,05
|
0,21
|
Hitunglah
tingkat keuntungan yang diharapkan dan deviasi standart tingkat keuntungan
kedua saham tersebut!
JAWAB
Tingkat keuntungan yang diharapakan
Saham A
E () = 0,10 (0,15) + 0,20 (0,16)
+ 0,40 (0,18) + 0,20 (0,20) + 0,10 (0,21)
= 0,015 + 0,032 + 0,072 + 0,04 +
0,021
= 0,18 atau 18%
Saham B
E () = 0,05 (0,15) + 0,10 (0,16)
+ 0,70 (0,18) + 0,10 (0,20) + 0,05 (0,21)
= 0,0075 + 0,016 + 0,126 + 0,02 +
0,0105
= 0,18 atau 18%
Deviasi Standart
Saham A
= + + +
+
= + + + +
= + + + +
= + + + +
= sehingga = =
Saham B
= + + +
+
= + + + +
= + + + +
= + + + +
= sehingga = =
0 komentar:
Posting Komentar